TUGAS TELAAH KURIKULUM SEKOLAH KIMIA
KELAS X SEMESTER I
KOMPETENSI DASAR 3.4
(Deskripsi Pembelajaran)
Oleh :
Kelompok
4
1. Besta
Rosita Sahara (1213023011)
2.
Dika Pratiwi Budianto (1213023019)
3.
Fajar Arrasyid (1213023026)
4.
Ika Nur Wulandari (1213023029)
5.
Nur Hasanah (1213023049)
6.
Yogi Aprianto (0913023021)
7. Yossie
Indriana (1213023083)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2013
TUGAS
TELAAH KURIKULUM SEKOLAH
KELAS X SEMESTER I
Kompetensi Inti
3.4 Menganalisis
hubungan konfigurasi elektron dan diagram orbital untuk menentukan letak unsur
dalam tabel periodik dan sifat-sifat periodik unsur.
Kompetensi Dasar
1.1 Menyadari adanya keteraturan struktur
partikel materi sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang
struktur partikel materi sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang
kebenarannya bersifat tentatif.
2.1 Menunjukkan
perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka,
mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis,
kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam merancang dan melakukan
percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari.
3.4 Menganalisis
hubungan konfigurasi elektron dan diagram orbital untuk menentukan letak unsur
dalam tabel periodik dan sifat-sifat periodik unsur.
4.4 Menyajikan
hasil analisis hubungan konfigurasi elektron dan diagram orbital untuk menentukan
letak unsur dalam tabel periodik dan sifat-sifat periodik unsur.
Materi Pokok
Konfigurasi
Elektron dan Sifat Periodik Unsur
Produk
1.
Konsep Konfigurasi
elektron
2.
Konsep Diagram Orbital
3.
Prinsip Aufbau, aturan
Hund, dan asas larangan Pauli
4.
Hubungan konfigurasi
elektron dengan diagram orbital
5.
Hubungan konfigurasi
elektron dengan letak unsur
6.
Sifat-sifat unsur dalam
tabel periodik
Proses
1.
Siswa mendeskripsikan
kembali materi mekanika kuantum.
2.
Siswa menjelaskan
konfigurasi elektron berdasarkan teori mekanika kuantum.
3.
Siswa menuliskan
konfigurasi elektron berdasarkan prinsip Aufbau, aturan Hund dan asas larangan
Pauli.
4.
Siswa menuliskan konfigurasi
elekron dari suatu unsur.
5.
Siswa menjelaskan
diagram orbital berdasarkan konfigurasi elektron beserta materi prinsip Aufbau,
aturan Hund dan asas larangan Pauli.
6.
Siswa menyimpulkan
hubungan konfigurasi elektron dengan diagram orbital.
7.
Siswa menentukan letak golongan dan periode suatu unsur
berdasarkan konfigurasi elektron.
8.
Siswa menjelaskan
sifat-sifat periodik unsur berdasarkan letak unsur yang diketahui.
9.
Siswa menyimpulkan
sifat-sifat periodik unsur.
Indikator
1.1.1 Mengagumi adanya tabel
periodik sebagai wujud kebesaran tuhan Yang Maha Esa.
1.1.2 Menyadari pengetahuan tentang
unsur dalam tabel periodik sebagai hasil pemikiran manusia yang kebenarannya
bersifat tentatif.
2.1.1 Menunjukkan rasa ingin tahu
saat diberikan materi tentang sifat periodik unsur pada tabel periodik.
2.1.2 Menjelaskan kembali materi
mekanika kuantum yang telah di pelajari dan menghubungkannya dengan konfigurasi
elektron.
2.1.3 Menjawab pertanyaan letak
unsur dengan menghubungkan materi konfigurasi elektron yang diberikan dengan
kritis.
2.1.4 Menghubungkan diagram orbital
dengan konfigurasi elektron dengan kreatif.
2.1.5 Menuliskan diagram orbital
dari salah satu unsur dengan teliti.
3.4.1 Menghubungkan konfigurasi
elektron dengan teori mekanika kuantum.
3.4.2 Menentukan letak golongan dan periode suatu unsur berdasarkan
konfigurasi elektron.
3.4.3 Menggunakan prinsip Aufbau, aturan
Hund, dan larangan Pauli untuk menuliskan
konfigurasi elektron dan diagram orbital.
3.4.4 Menghubungkan
konfigurasi elektron suatu unsur dengan letaknya dalam sistem periodik.
3.4.4 Menganalisis tabel periodik unsur.
3.4.5 Menjelaskan sifat-sifat
periodik unsur berdasarkan letak unsur yang diketahui.
3.4.6 Menentukan
keteraturan jari-jari atom dalam satu golongan dan satu periode.
3.4.7 Menentukan
keteraturan afinitas elektron dalam satu golongan dan satu periode
3.4.8 Menentukan
keteraturan energi ionisasi dalam satu golongan dan satu periode
3.4.9 Menentukan keteraturan keelektronegatifan suatu unsur dalam satu
golongan dan satu periode.
4.4.1 Mengolah materi konfigurasi
elektron dan sifat periodik unsur yang telah diberikan agar dapat diterapkan
untuk materi selanjutnya.
4.4.2 Menganalisis hubungan
konfigurasi elektron dan diagram orbital untuk
menentukan letak unsur dalam tabel periodik.
SKENARIO PEMBELAJARAN
A. Kegiatan
Pendahuluan
Guru
memasuki kelas kemudian membuka kegiatan pembelajaran dengan salam
dan mengecek kehadiran siswa.
dan mengecek kehadiran siswa.
Guru : “Assalamualaikum anak-anak”
Siswa : “Walaikumsalam bu”
Guru : “Ada yang tahu kita akan mempelajari apa
hari ini ?”
Siswa : (membuka buku pelajaran) “Seperti yang ibu katakan minggu lalu
kita akan mempelajari konfigurasi elektron untuk
menentukan letak unsur dan
mempelajari sifat-sifat periodik unsur.”
mempelajari sifat-sifat periodik unsur.”
Guru : “Ya, benar sebelum masuk ke materi. Ibu ingin mengulang materi
minggu
kemarin, apakah ada yang masih ingat tentang ke empat bilangan kuantum
beserta manfaatnya?”
kemarin, apakah ada yang masih ingat tentang ke empat bilangan kuantum
beserta manfaatnya?”
Siswa :
(membuka buku catatan) “Ada empat jenis bilangan kuantum, yaitu bilangan
kuantum utama(n), bilangan kuantum azimut(l), bilangan kuantum
magnetik(m) dan bilangan kuantum spin(s).”
kuantum utama(n), bilangan kuantum azimut(l), bilangan kuantum
magnetik(m) dan bilangan kuantum spin(s).”
Guru :
“Fungsi dari masing-masing bilangan kuantum apa ?”
Siswa :
“Bilangan kuantum utama itu untuk menentukan tingkat energi orbital,
bilangan kuantum azimut menyatakan subkulit, bilangan kuantum magnetik
yang menyatakan arah orientasi orbital dalam ruang. Bilangan kuantum
magnetik adalah kebolehjadian menemukannya elektron dalam ruang,
sedangkan bilangan kuantum spin merupakan bilangan kuantum yang
mencirikan arah rotasi elektron di sekitar sumbunya dengan nilai +½ atau -½.”
bilangan kuantum azimut menyatakan subkulit, bilangan kuantum magnetik
yang menyatakan arah orientasi orbital dalam ruang. Bilangan kuantum
magnetik adalah kebolehjadian menemukannya elektron dalam ruang,
sedangkan bilangan kuantum spin merupakan bilangan kuantum yang
mencirikan arah rotasi elektron di sekitar sumbunya dengan nilai +½ atau -½.”
Guru :
“Ya benar, baiklah Ibu akan memberikan satu soal tentang materi minggu lalu,
siapa yang akan menjawabnya akan mendapatkan nilai (+), apa sudah siap
semua ?”
siapa yang akan menjawabnya akan mendapatkan nilai (+), apa sudah siap
semua ?”
Siswa :
“Siap bu” (terlihat bersemangat)
Guru :
“Cobalah berikan nilai-nilai n, l, dan m untuk orbital-orbital pada subkulit 4d?”
Siswa : (mengangkat tangan) “Saya Bu, seperti yang kita bahas
sebelumnya, bilangan
yang digunakan untuk menandakan subkulit adalah bilangan kuantum utama,
sehingga dalam situasi ini n bernilai 4 (n = 4). Lalu karena kita berhadapan
dengan orbital d, maka l bernilai 2 (l = 2). Sedangkan untuk nilai m bernilai -2,
-1, 0, +1, dan +2, yang berkaitan dengan kelima orbital d”
yang digunakan untuk menandakan subkulit adalah bilangan kuantum utama,
sehingga dalam situasi ini n bernilai 4 (n = 4). Lalu karena kita berhadapan
dengan orbital d, maka l bernilai 2 (l = 2). Sedangkan untuk nilai m bernilai -2,
-1, 0, +1, dan +2, yang berkaitan dengan kelima orbital d”
Guru : “Jawabanmu benar sekali nak.”
B. Kegiatan
Inti
Guru : “Selanjutnya keempat bilangan kuantum ini memungkinkan
kita untuk
menandai elektron dalam orbital atom manapun secara lengkap. Dalam hal ini,
kita dapat menganggap keempat bilangan kuantum ini sebagai ‘alamat’
elektron dalam atom, semacam alamat jalan, kota, propinsi, dan kode pos yang
digunakan untuk mengetahui alamat seseorang. Nah, untuk atom yang
memiliki elektron lebih banyak, kita perlu mengetahui konfigurasi elektronnya,
tahukah kalian konfigurasi elektron itu apa?”
menandai elektron dalam orbital atom manapun secara lengkap. Dalam hal ini,
kita dapat menganggap keempat bilangan kuantum ini sebagai ‘alamat’
elektron dalam atom, semacam alamat jalan, kota, propinsi, dan kode pos yang
digunakan untuk mengetahui alamat seseorang. Nah, untuk atom yang
memiliki elektron lebih banyak, kita perlu mengetahui konfigurasi elektronnya,
tahukah kalian konfigurasi elektron itu apa?”
Siswa : (membuka buku) “Konfigurasi elektron yaitu
bagaimana elektron tersebar di
antara berbagai orbital atom, agar kita bisa mengetahui perilaku elektronnya
Bu”
antara berbagai orbital atom, agar kita bisa mengetahui perilaku elektronnya
Bu”
Guru
: “Ada lagi yang ingin memberikan
pendapat lain?”
Siswa : “Gambaran penyebaran elektron yang paling mungkin
ke dalam orbital-orbital
kulit elektron dinamakan konfigurasi elektron suatu atom”
kulit elektron dinamakan konfigurasi elektron suatu atom”
Guru
: “Benar sekali anak-anak, di dalam
penulisan konfigurasi elektron berdasarkan
teori model atom mekanika kuantum terdapat tiga aturan atau prinsip yang
harus dipertimbangkan dalam penentuan konfigurasi elektron, coba kalian
sebutkan apa saja ketiga aturan itu!”
teori model atom mekanika kuantum terdapat tiga aturan atau prinsip yang
harus dipertimbangkan dalam penentuan konfigurasi elektron, coba kalian
sebutkan apa saja ketiga aturan itu!”
Siswa : “Prinsip pengisian elektron atau yang
sering disebut dengan prinsip Aufbau,
asas larangan Pauli, dan aturan Hund”
asas larangan Pauli, dan aturan Hund”
Guru : “Ya benar sekali,kita akan mulai mempelajari
dari asas Larangan Pauli, apakah
kalian tahu tentang asas Larangan Pauli ?”
kalian tahu tentang asas Larangan Pauli ?”
Siswa : “Jika dua elektron menempati orbital yang sama maka kedua elektron ini
harus
berbeda bilangan kuantum spinnya, inilah yang dikenal sebagai Larangan
Pauli.”
berbeda bilangan kuantum spinnya, inilah yang dikenal sebagai Larangan
Pauli.”
Guru : “Yah benar, siapa yang bisa menjawab
konfigurasi dari 3Li ?”
Siswa : “Jadi, untuk 3Li
konfigurasinya bukan 1s3 tetapi salah satu elektron menempati
orbital yang lebih tinggi yaitu 2s, sehingga konfigurasinya menjadi 1s2 2s1.
Bagaimana bilangan kuantummya ya bu ?”
orbital yang lebih tinggi yaitu 2s, sehingga konfigurasinya menjadi 1s2 2s1.
Bagaimana bilangan kuantummya ya bu ?”
Guru : “Pertanyaan yang bagus, apakah ada yang
bisa menjawab ?”
Siswa : “Saya Bu,” (menuliskannya di papan tulis)
3Li : 1s2
2s1
n = 1 l = 0 m = 0 s
= + ½
n = 1 l
= 0 m = 0 s = - ½
n = 2 l = 1 m
= 0 s = + ½
Guru : “Ya, benar. Jadi apa telah kita dapatkan dari
asas larangan Pauli
?
Siswa : “Kita dapat kita ketahui bahwa tiap orbital elektron hanya
bisa diisi maksimal
oleh 2 elektron. Dengan adanya pembatasan jumlah elektron dalam satu
orbital. Maka jumlah maksimum elektron pada setiap sub tingkat energi sama dengan dua kali jumlah orbitalnya. Jadi untuk subtingkat energi s (m = 0) terdiri dari 1 orbital s maka dapat terisi maksimum 2 elektron.”
oleh 2 elektron. Dengan adanya pembatasan jumlah elektron dalam satu
orbital. Maka jumlah maksimum elektron pada setiap sub tingkat energi sama dengan dua kali jumlah orbitalnya. Jadi untuk subtingkat energi s (m = 0) terdiri dari 1 orbital s maka dapat terisi maksimum 2 elektron.”
Siswa : “Bagaimana dengan sub tingkat energi p (m = -1, 0, 1)
bu, berapa orbitalnya dan
berapa jumlah maksimum elektronnya?”
Guru : “Siapa yang dapat menjelaskan pertanyaan
temannya ?”
Siswa : “Saya Bu, subtingkat energi p (m = -1, 0, 1) terdiri dari 3
orbital p Bu, berarti
maksimum
elektronnya ada 6.”
Guru : “Ya, benar sekali. Untuk selanjutnya untuk sub tingkat energi d yang
memiliki 5 orbital maksimum diisi 10 elektron, dan untuk sub tingkat energi f
yang memiliki 7 orbital maksimum diisi 14 elektron. Bagaimana untuk menyusun
konfigurasi elektron dari unsur yang memiliki nomor atom banyak, misalnya 8O?”
Siswa : (terdiam) “Mungkin dengan aturan Hund, Bu”
Guru : “Ada pendapat lain ?”
Siswa : “Mungkin Prinsif Aufbau bu”
Guru : “ Ya benar, ada yang tau prinsip Aufbau
yang akan kita pelajari ?”
Siswa : “Untuk menyusun konfigurasi atom berelektron banyak,
bu”
Guru : “Kurang tepat, ada yang bisa menambahkan?”
Siswa : “
Pengisian
elektron dalam orbital dimulai dari orbital dengan tingkat energi paling
rendah. Setelah penuh, pengisian berlanjut ke orbital yang tingkat energinya
satu tingkat lebih tinggi. Demikian seterusnya hingga semua elektron menempati
orbital.”
Guru : “Ya benar nak. Coba kalian perhatikan diagram energi berikut ini,
Apa yang kalian amati dari diagram ini?”
Siswa : “Untuk tingkat energi pertama terdapat satu orbital, bu, yaitu
1s. Begitu pula dengan tingkat energi kedua terdapat dua orbital yaitu 2s dan
2p.”
Guru : “Ya, benar. Ini adalah diagram urutan
tingkat energi orbital dari orbital terendah ke orbital yang tinggi. Dapatkah
kalian mengurutkannya? Lihat tanda panahnya.”
Siswa : “1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d 4p 5s 4d 5p 6s 4f 5d
6p 7s 5f 6d 7p dan seterusnya.”
Guru : “Benar sekali, jadi bagaimana cara untuk
menuliskan konfigurasi elektron atom 8O?”
Siswa : “8O = 1s2 2s2
2p4 , bu.”
Guru : “Benar sekali, lalu bagaimana dengan atom 19K
dan 26Fe?”
Siswa : “Saya bisa, bu.” (menuliskannya di papan
tulis)
19K = 1s2 2s2
2p6 3s2 3p6 4s1
34Se = 1s2 2s2
2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p4
Guru : “Ya, jawaban teman kalian ini benar. Coba
kalian perhatikan konfigurasi 34Se. Apakah menurut kalian
konfigurasi ini terlalu panjang?”
Siswa : “Iya, bu. Apakah ada cara untuk
menyingkatnya ?”
Guru : “Ada nak, ada yang tahu caranya ?”
Siswa : (sibuk membuka buku)
Guru : “Ayo ada yang bisa menjawab ?”
Siswa : (hening)
Guru : “Baiklah , Ibu akan menjelaskan cara menyingkatnya dengan
menggunakan konfigurasi elektron dari gas mulia untuk menyingkat konfigurasi
elektron yang terlalu panjang atau konfigurasi dari atom-atom yang mempunyai
jumlah elektron yang besar.”
Siswa : “Konfigurasi gas mulia itu apakah sama dengan Aturan Hund bu
?”
Guru : “Sama nak. Coba sekarang kalian tuliskan
konfigurasi elektron untuk gas
mulia.”
mulia.”
Siswa : 2He = 1s2
10Ne = 1s2 2s2
2p6
18Ar = 1s2 2s2
2p6 3s2 3p6
36Kr = 1s2 2s2
2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6
54Xe = 1s2 2s2 2p6 3s2
3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10
5p6
Guru : “Ya, benar sekali. Coba perhatikan
konfigurasi dari 34Se, coba kalian menyingkat konfigurasinya.”
Siswa : 34Se
= [Ar] 4s2 3d10 4p4
Guru :
“Rupanya kalian sudah paham. Coba
kalian tuliskan konfigurasi elektron 17Cl.”
Siswa : 17Cl = 1s2 2s2 2p6 3s2
3p5 atau
dapat ditulis [Ne] 3s2 3p5
Guru : “Iya Benar. Nah, selain konfigurasi elektron dapat ditulis dengan lambang
gas mulia. Apakah ada yang tahu bunyi aturan Hund ?”
Siswa : “Menurut Hund, jika terdapat orbital-orbital
dengan energi sama maka elekron akan mengisi orbital sedemikian rupa sehingga
masing-masing orbital terisi sebuah elektron dengan spin yang sama ( ½ penuh)
sebelum elektron-elektron tersebut berpasangan (penuh)”
Guru :”Nah untuk memudahkan peletakan elektron dalam orbital, maka dibuatlah suatu
diagram elektron dalam orbital. Untuk orbital s terdiri dari 1 kotak, orbital p
3 kotak, orbital d 5 kotak, orbital f 7 kotak. Elektron pertama yang mengisi
orbital adalah berspin + ½ dan selanjutnya – ½.”
Siswa : “Seperti apa bu contohnya ?”
Guru : “Ayo ada yang bisa memberikan contohnya ?”
Siswa : “Saya bu” (menulis di papan tulis)
Contoh: 9F : 1s2 2s2 2p5
Guru :”Ya benar, ada yang ingin ditanyakan lagi
nak ?"
Siswa : “Bagaimana contoh unsur untuk diagram
orbital setengah penuh bu ?”
Guru : “Pertanyaan yang bagus, ada yang bisa
memberikan contohnya ?”
Siswa : (Hening)
Guru : “Baiklah ibu akan menjelaskan, kita bisa ambil contoh
unsure Crom, ada yang tahu nomor atomnya ?”
Siswa : (mengangkat tangan) “24 Bu”
Guru : “Nah tadi kan sudah diberi contoh untuk
unsur Fluor, ada yang bisa menuliskan diagram orbital untuk Crom ?”
Siswa : (hening)
Guru : “Ayo silva maju ke depan” (menunjuk salh
satu siswa)
Siswa : “Kalau salah tidak apa-apa ya bu”
(tersenyum)
Guru : “Iya tidak apa-apa kan masih belajar nak”
Siswa : (menulis di papan tulis)
24Cr = 1s2 2s2 2p6 3s2
3p6 4s2 3d4 atau [Ar] 4s2 3d4”
24Cr
= 4s2 3d4
Guru :
“Iya benar. Coba lihat pada orbital 3d4 terdapat satu orbital yang
kosong. Dari hasil
eksperimen menyatakan bahwa unsur lebih stabil jika orbital dalam satu atom
terisi elekron tepat penuh atau setengah penuh, jadi,
24Cr
= 4s1 3d5
Inilah yang dinamakan orbital setengah
penuh. Sekarang coba tulis konfigurasi elektron 29Cu, dan
gambarkan
diagram orbitalnya”
Siswa : “29Cu
= 1s2 2s2 2p6 3s2
3p6 3d94s2 atau [Ar] 3d94s2
29Cu
= 4s2 3d9
Guru : “Iya benar, tapi faktanya, atom
Cu akan lebih stabil dengan memindahkan 1 elektron 4s ke orbital 3d supaya
orbital d menjadi penuh. Maka konfigurasi elektron atom Cu adalah sebagai berikut:
29Cu
= 1s2 2s2 2p6 3s2
3p6 3d104s1
atau [Ar] 3d104s1
4s1 3d10
Orbital d menjadi penuh.
Inilah
yang menjadi penyimpangan dalam aturan Hund.”
Siswa :
“Jadi, bu. Orbital yang stabil adalah orbital yang memiliki jumlah elektron
penuh atau setengah penuh ya, bu.”
Guru : “Iya nak, benar sekali.
Coba kalian lihat tabel periodik dihalaman depan dan tuliskan konfigurasi
Golongan IA dan golongan IIA”
Siswa : Golongan
IA Golongan
IIA
3Li
= [He] 2s1 4Be
= [He] 2s2
11Na
= [Ne] 3s1 12Mg
= [Ne] 3s2
19K
= [Ar] 4s1 20Ca
= [Ar] 4s2
37Rb
= [Kr] 5s1 38Sr
= [Kr] 5s2
Guru :
“Apa yang dapat kalian simpulkan dari golongan IA dan d=golongan II A ?”
Siswa :
“Golongan IA dicirikan dari subkulit terakhirnya yaitu ns1 dan
golongan IIA dicirikan dari
subkulit terakhirnya yaitu ns2.”
Guru :
“Apa peranan n ?”
Siswa : “n adalah nomor periode dalam sistem
periodik tempat unsur tersebut berada”
Guru :
“Ya benar, ada yang tahu golongan IA dan IIA termasuk blok apa ?”
Siswa :
“unsur-unsur golongan IA dan IIA mempunyai elektron valensi yang berada pada
subkulit s, maka golongan IA dan IIA disebut unsur blok s, bu”
Guru :
“Iya benar, untuk lebih singkatnya dapat dipahami melalui tabel berikutnya,
yaitu :
Golongan
Utama
|
Elektron
Valensi
|
Golongan
Tambahan
|
Elektron
Valensi
|
IA
|
ns1
|
IIIB
|
(n
– 1)d1ns2
|
IIA
|
ns2
|
IVB
|
(n
– 1)d2ns2
|
IIIA
|
ns2np1
|
VB
|
(n
– 1)d3ns2
|
IVA
|
ns2np2
|
VIB
|
(n
– 1)d5ns1
|
VA
|
ns2np3
|
VIIB
|
(n
– 1)d5ns2
|
VIA
|
ns2np4
|
VIIIB
|
(n
– 1)d6,7,8ns2
|
VIIA
|
ns2np5
|
IB
|
(n
– 1)d10ns1
|
VIIIA
|
ns2np6
|
IIB
|
(n
– 1)d10ns2
|
Ada
yang dapat menjelaskan tabel yang kalian lihat ?”
Siswa : “Saya Bu, jadi untuk unsur dari golongan
IIIA sampai golongan VIIIA merupakan blok
sp, untuk golongan IIIB sampai dengan IIB berupakan blok d. Sedangkan
blok f untuk golongan apa Bu?”
Guru : “Blok f
merupakan golongan lantanida dan aktinida. Blok s dan p digolongkan
sebagai unsur-unsur golongan utama, blok d sebagai unsur transisi, sedangkan
blok f sebagai unsur golongan transisi dalam. Sekarang coba kalian tentukan
dimana unsur ini berada 9A dan 17B?”
Siswa :
“ 9A = 1s2 2s2 2p5
Unsur ini merupakan unsur golongan
utama, karena elektron valensinya pada subkulit s dan p. Karena n=2, maka
periodenya adalah 2. Dan karena jumlah elektron di subkulit terakhirnya adalah
7 dengan blok s + p, maka golongannya adalah VIIA. Jadi unsur A terletak pada
periode kedua, golongan VIIA.”
Guru :
“Siapa yang bisa menjawab soal yang kedua?”
Siswa :
“Saya Bu..
17B
= 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5
Unsur ini merupakan unsur golongan
utama, karena elektron valensinya pada subkulit s dan p. Karena n=3, maka
periodenya adalah 3. Dan karena jumlah elektron di subkulit terakhirnya adalah
7 dengan blok s + p, maka golongannya adalah VIIA. Jadi unsur B terletak pada
periode ketiga, gologan VIIA.”
Siswa :
“Bu, jadi unsur A dan B berada dalam satu golongan ya?”
Guru :
“Iya benar, lalu bagaimana dengan periodenya?”
Siswa :
“Unsur ini mempunyai periode yang berbeda Bu, unsur A berada pada periode
kedua, sedangkan unsur B berada pada periode ketiga.”
Guru : “Benar sekali. Perlu kalian ketahui bahwa
semua unsur yang elektron valensinya berakhir di subkulit yang sama mempunyai
golongan yang sama juga, hanya periodenya saja yang berbeda. Nah, sekarang coba
tentukan letak unsur X dalam sistem periodik dengan elektron valensi 2s2
2p6? Ayo ibu beri nilai + yang lebih cepat menjawab pertanyaan ini.”
Siswa :
“Saya Bu, unsur ini merupakan unsur golongan utama, karena elektron valensinya
pada subkulit s dan p. Karena n = 2, maka nomor periodenya adalah 2, karena
jumlah elektron di subkulit terakhir adalah 8 dengan blok s + p, maka
golongannya adalah VIIIA. Jadi unsur X terletak pada periode kedua, gologan
VIIIA.”
Guru :
“Sempurna. Jawabannya tepat sekali. Jika ingin cepat menguasai materi ini,
kalian harus sering-sering mengerjakan soal latihannya, supaya otak kalian
lincah dalam mengerjakan soal-soalnya. Untuk sementara mengerti tentang
pembahasan kita kali ini?”
Siswa :
“Mengerti Bu..”
Guru :
“Sekarang kita akan membahas materi selanjutnya, ada yang tahu ?”
Siswa :
“Sifat Periodik Unsur bu”
Guru :
“Iya benar, sifat keperiodikan unsur yang pertama yaitu jari-jari atom, apa
yang kalian ketahui tentang jari-jari
atom? Coba kalian lihat gambar berikut?
Siswa
: “Jika dilihat dari gambar tersebut jari-jari atom berarti jarak dari
inti atom sampai elektron di kulit terluar”
Guru :
“Benar sekali. Coba sekarang perhatikan lagi gambar berikut :
Siswa : (hening)
Guru :
“Bagaimana kecenderungan jari-jari atom dalam satu periode ?”
Siswa :
“Dari gambar tersebut terlihat bahwa pada golongan IA dari Li hingga Cs
jari-jari atom semakin besar sedangkan dalam satu perioda misalnya periode 2,
dari Na hingga Ar jari-jari atom semakin kecil”
Guru :
“Iya benar sekali, Jadi apa yang dapat kalian simpulkan dari gambar tersebut?”
Siswa :
“Jari-jari atom dalam satu golongan dari atas kebawah semakin besar, sedangkan
dalam satu perioda dari kiri kekanan jari-jari atom semakin kecil”
Guru :
“Tepat sekali. Sekarang, apa ada yang bisa menjelaskan mengapa jari-jari atom dalam
satu golongan akan semakin besar dari atas ke bawah. Dan dalam satu periode
dari kiri ke kanan semakin kecil?”
Siswa :
(Hening)
Guru :
“Coba kalian perhatikan gambar tersebut, dalam satu golongan dari atas ke bawah
bagaimana dengan nomor atomnya?”
Siswa :
“Dari atas ke bawah dalam satu golongan nomor atomnya semakin besar, bu”
Guru :
“Iya benar, lalu bagaimana dengan jumlah kulit atomnya ? ayo siapa yang bisa
jawab?”
Siswa :
“Saya bu, dalam satu golongan dari atas kebawah nomor atomnya semakin besar
sehingga jumlah kulit atomnya bertambah
maka jarak kulit terluar dengan inti semakin jauh, sehingga jari-jari atomnya
semakin besar.
Guru :
“Bagus sekali, lalu bagaimana dengan jari-jari atom dalam satu periode?
Bukankan dari kiri kekanan nomor atomnya semakin besar, sama dengan dalam satu
golongan dari atas kebawah nomor atomnya juga semakin besar?
Siswa :
“Mungkin hal tersebut terjadi karena dalam satu perioda dari kiri kekanan terdiri
dari unsur-unsur yang memiliki golongan berbeda-beda, sehingga golongan IA
jari-jari atomnya akan lebih besar dari golongan-golongan berikutnya, seperti
IIA, IIIA dan seterusnya”
Guru :
“Iya bagus sudah menjadi, namun masih kurang tepat, ada yang mau mencoba
menjawab?”
Siswa :
“Saya bu, unsur-unsur dalam satu perioda dari kiri-kekanan jari-jari atom
cenderung semakin kecil karena unsur-unsur satu perioda (jumlah kulit sama)
dari kiri kekanan jumlah protonnya bertambah (muatan inti bertambah), sehingga
gaya tarik menarik antara inti atom dengan elektron makin kuat yang membuat
jarak inti atom dengan elektron semakin terluar makin dekat.”
Guru :
“Iya tepat sekali. Sekarang ada yang tahu apa sifat keperiodikan unsur yang
kedua?”
Siswa :
“Energi ionisasi bu”
Guru :
“Iya, sekarang kalian perhatikan lagi ya gambar berikut ini . .
(semua siswa
memperhatikan gambar yang ditampilkan guru)
Guru : “Dilihat dari gambar tersebut, bagaimana
hubungan energi ionisasi dengan nomor atom ?”
Siswa :
“Dalam satu golongan semakin besar nomor atom maka energi ionisasinya cenderung
bertambah. sedangkan dalam
satu perioda dari kiri kekanan nomor atom semakin besar (muatan inti bertambah)
maka energi ionisasinya cenderung berkurang”
Guru :
“Iya benar, lalu mengapa energi ionisasi dalam satu golongan semakin kebawah
semakin besar sedangkan dalam satu perioda semakin kekanan semakin kecil energi
ionisasinya?”
Siswa :
“Hal tersebut karena dalam satu golongan semakin kebawah nomor atomnya
bertambah (jumlah kulit bertambah), maka jari-jari atomnya juga semakin besar,
sehingga gaya tarik inti terhadap elektron terluar semakin lemah yang
menyebabkan elektron terluar lebih mudah lepas sehingga energi yang dibutuhkan
untuk melepas elektron terluar makin kecil, sehingga energi ionisasinya semakin
kecil”
Guru :
“Iya bagus sekali, lalu bagimana dengan kecenderungan energi ionisasi dalam
satu perioda?”
Siswa :
“Dalam satu perioda (jumlah kulit sama) semakin kekanan jumlah proton bertambah
(muatan inti atom bertambah) sehingga gaya tarik inti terhadap elektron terluar
makin kuat. Oleh karena itu elektron makin sukar lepas, sehingga energi
ionisasinya semakin besar”
Guru :
“Bagus sekali, jadi kesimpulannya apa itu energi ionisasi?”
Siswa :
“Energi ionisasi yaitu energi minimum yang dibutuhkan atom untuk melepaskan
satu elektron yang terikat paling lemah dari suatu atom netral dalam wujud gas”
Guru :
“Iya bagus sekali. Sekarang kita lanjut ke
sifat keperiodikan unsur yang berikutnya? Apa itu sifat berikutnya?”
Siswa :
“Afinitas elektron bu”
Guru :
“Siapa yang tahu apa yang dimaksud afinitas elektron?”
Siswa :
“Afinitas elektron merupakan energi yang dilepaskan atau diserap oleh atom
netral dalam bentuk gas apabila terjadi penangkapan satu elektron yang
ditempatkan pada kulit terluarnya dan atom menjadi ion negatif”
Guru :
“Iya benar, sehingga jika pada penangkapan 1 elektron itu dilepas energi, maka
afinitas elektron bertanda negatif, yang berarti ion negatif yang terbentuk
cukup stabil. Lalu bagaimana jika tandanya positif?”
Siswa :
“Afinitas elektron bertanda positif jika penangkapan 1 elektron tersebut
menyerap energi. Yang berarti ion negatif yang terbentuk tidak stabil.”
Guru :
“Jadi apa kesimpulannya?”
Siswa :
“Semakin negatif harga afinitas elektron, maka semakin mudah bagi atom tersebut
untuk menerima elektron dan ion yang terbentuk makin stabil.”
Guru :
“Iya tepat sekali. Sekarang perhatikan gambar berikut :
Ket. : warna pada batang dalam
diagram diatas menunjukan satu golongan
(semua siswa memperhatikan gambar
yang ditampilkan oleh guru )
Guru :
“Dari gambar tersebut, golongan mana
yang yang memiliki harga afinitas elektron bernilai positif ?”
Siswa :
“Hanya golongan IIA dan IIIA yang memiliki harga afinitas elektronnya positif,
hal ini berarti unsur-unsur golongan tersebut sukar menerima elektron”
Guru :
“Iya benar, lalu golongan mana yang memiliki afinitas elektron paling besar?”
Siswa :
“Golongan VIIA bu. Artinya bahwa halogen paling mudah untuk menangkap elektron
dan membentuk ion negatif yang paling stabil”
Guru :
“Bagus sekali, sekarang dari gambar tersebut bagaimana kecenderungan afinitas
elektron dalam satu golongan?”
Siswa :
“Dalam satu golongan dari atas kebawah afinitas elektron cenderung semakin
kecil”
Guru :
“Lalu bagimana kecenderungan afinitas elektron dalam satu perioda?”
Siswa :
“Dalam satu perioda dari kiri ke kanan afinitas elektron cenderung semakin
besar”
Guru :
“Jadi apa kesimpulannya?”
Siswa :
“Afinitas elektron, dalam satu periode, dari kiri ke kanan semakin kecil, dan
dalam satu golongan dari atas ke bawah, semakin besar”
Guru :
“Iya benar. Sekarang kita lanjut pada sifat kepriodikan selanjutnya, apa sifat
selanjutnya tersebut?”
Siswa :
“Keelektronegatifan, bu”
Guru :
“Siapa yang tahu tentang sifat keelektronegatifan?”
Siswa :
“Keelektronegatifan adalah skala yang dapat menjelaskan kecenderungan atom
suatu unsur untuk menarik pasangan elektron ikatan menuju kepadanya dalam suatu
ikatan”
Guru :
“Ya, benar sekali. Sekarang perhatikan gambar berikut ini :”
(semua siswa memperhatikan gambar yang
ditampilkan oleh guru)
Guru : “Bagaimana kecenderungan keelektronegatifan
unsur-unsur dalam satu perioda dan golongan?”
Siswa :
“Dalam satu perioda dari kiri kekanan keelektronegatifan cenderung semakin
besar dan dalam satu golongan dari atas kebawah keelektronegatifan semakin
kecil”
Guru :
“Iya benar, siapa yang tahu mengapa dalam satu perioda dari kiri kekanan
keelektronegatifan cenderung semakin besar dan dalam satu golongan dari atas
kebawah keelektronegatifan semakin kecil?”
Siswa :
“Saya bu, dari yang telah kita pelajari tentang sifat-sifat sebelumnya , dalam
satu periode, dari kiri ke kanan, muatan inti atom semakin bertambah yang
mengakibatkan gaya tarik antara inti atom dengan elektron terluar juga semakin
bertambah. Hal ini menyebabkan jari-jari atom semakin kecil, energi ionisasi
semakin besar, afinitas elektron makin besar dan makin negative yang
mengakibatkan kecenderungan untuk menarik elektron semakin besar.”
Guru :
“Iya sangat bagus sekali. Berikut ini gambar tentang sifat-sifat keperiodikan
unsur, ayo siapa yang mau menyimpulkan?”
Siswa :
“Saya bu. Jadi kesimpulannya yaitu :
1. Unsur-unsur
golongan IA memiliki sifat logam paling kuat dan sifat logam tersebut akan
berkurang pada golongan berikutnya, sehingga sifat nonlogam terdapat pada
bagian kanan tabel periodik.
2. Dalam
satu golongan dari atas kebawah jari-jari atom semakin besar, dan dalam satu
perioda dari kiri kekanan jari-jari atom semakin kecil
3. Dalam
satu golongan dari atas kebawah energi ionisasi, afinitas elektron dan
keelektronegatifan semakin kecil. Sedangkan dalam satu perioda dari kiri
kekanan energi ionisasi, afinitas elektron dan keelektronegatifan semakin
besar.
Guru
: “Iya bagus sekali, jawaban nya tepat”
C. Kegiatan
Penutup
Guru
:
“Baiklah anak-anak, apakah sudah mengerti semua tentang materi konfigurasi
elektron dan sifat periodik unsur yang kita pelajari hari ini?
elektron dan sifat periodik unsur yang kita pelajari hari ini?
Siswa : “Sudah, bu. Kami sudah paham.”
Guru :
“Baiklah
semoga dapat bermanfaat. Jangan lupa mengulang materinya di
rumah dan mengerjakan latihan. Wassalamualaikum.”
rumah dan mengerjakan latihan. Wassalamualaikum.”
Siswa
: “Waalaikumsalam bu.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar