...... CHEMICAL EDUCATION: TELAAH KIMIA KONFIGURASI ELEKTRON ...... CHEMICAL EDUCATION: TELAAH KIMIA KONFIGURASI ELEKTRON

Senin, 05 Mei 2014

TELAAH KIMIA KONFIGURASI ELEKTRON





TUGAS TELAAH KURIKULUM SEKOLAH KIMIA
KELAS X SEMESTER I
KOMPETENSI DASAR 3.4

(Deskripsi Pembelajaran)



Oleh :
Kelompok 4

1.    Besta Rosita Sahara           (1213023011)
2.    Dika Pratiwi Budianto      (1213023019)
3.    Fajar Arrasyid                   (1213023026)
4.    Ika Nur Wulandari            (1213023029)
5.    Nur Hasanah                     (1213023049)
6.    Yogi Aprianto                  (0913023021)
7.    Yossie Indriana                (1213023083)




https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMfpC6SpjE9hNhW8_WoaoED5uI1-htM5URJLhcu9GmTCCl_q_zqqzjJIfamgsPIIV62TYb5JykkFtK5ts7Sd4eUdNFDLbEbCbP-1U98V5C_u1A03DJkjpcSwfJ7I9aOsWw3XFJkDdC3N0/s1600/LOGO-Unila3.jpg



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2013


TUGAS TELAAH KURIKULUM SEKOLAH
KELAS X SEMESTER I

Kompetensi Inti
3.4  Menganalisis hubungan konfigurasi elektron dan diagram orbital untuk menentukan letak unsur dalam tabel periodik dan sifat-sifat periodik unsur.
Kompetensi Dasar
1.1  Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materi sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.

2.1  Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari.
3.4  Menganalisis hubungan konfigurasi elektron dan diagram orbital untuk menentukan letak unsur dalam tabel periodik dan sifat-sifat periodik unsur.
4.4  Menyajikan hasil analisis hubungan konfigurasi elektron dan diagram orbital untuk menentukan letak unsur dalam tabel periodik dan sifat-sifat periodik unsur.

Materi Pokok
Konfigurasi Elektron dan Sifat Periodik Unsur
Produk
1.         Konsep Konfigurasi elektron
2.         Konsep Diagram Orbital
3.         Prinsip Aufbau, aturan Hund, dan asas larangan Pauli
4.         Hubungan konfigurasi elektron dengan diagram orbital
5.         Hubungan konfigurasi elektron dengan letak unsur
6.         Sifat-sifat unsur dalam tabel periodik
Proses
1.         Siswa mendeskripsikan kembali materi mekanika kuantum.
2.         Siswa menjelaskan konfigurasi elektron berdasarkan teori mekanika kuantum.
3.         Siswa menuliskan konfigurasi elektron berdasarkan prinsip Aufbau, aturan Hund dan asas larangan Pauli.
4.         Siswa menuliskan konfigurasi elekron dari suatu unsur.
5.         Siswa menjelaskan diagram orbital berdasarkan konfigurasi elektron beserta materi prinsip Aufbau, aturan Hund dan asas larangan Pauli.
6.         Siswa menyimpulkan hubungan konfigurasi elektron dengan diagram orbital.
7.         Siswa menentukan letak golongan dan periode suatu unsur berdasarkan konfigurasi elektron.
8.         Siswa menjelaskan sifat-sifat periodik unsur berdasarkan letak unsur yang diketahui.
9.         Siswa menyimpulkan sifat-sifat periodik unsur.

Indikator
1.1.1 Mengagumi adanya tabel periodik sebagai wujud kebesaran tuhan Yang Maha Esa.
1.1.2 Menyadari pengetahuan tentang unsur dalam tabel periodik sebagai hasil pemikiran manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.
2.1.1 Menunjukkan rasa ingin tahu saat diberikan materi tentang sifat periodik unsur   pada tabel periodik.
2.1.2 Menjelaskan kembali materi mekanika kuantum yang telah di pelajari dan menghubungkannya dengan konfigurasi elektron.
2.1.3 Menjawab pertanyaan letak unsur dengan menghubungkan materi konfigurasi elektron yang diberikan dengan kritis.
2.1.4 Menghubungkan diagram orbital dengan konfigurasi elektron dengan kreatif.
2.1.5 Menuliskan diagram orbital dari salah satu unsur dengan teliti.
3.4.1 Menghubungkan konfigurasi elektron dengan teori mekanika kuantum.
3.4.2 Menentukan letak golongan dan periode suatu unsur berdasarkan konfigurasi elektron. 
3.4.3 Menggunakan prinsip Aufbau, aturan Hund, dan larangan Pauli untuk menuliskan  konfigurasi elektron dan diagram orbital.
3.4.4 Menghubungkan konfigurasi elektron suatu unsur dengan letaknya dalam sistem periodik.
3.4.4 Menganalisis tabel periodik unsur.
3.4.5 Menjelaskan sifat-sifat periodik unsur berdasarkan letak unsur yang diketahui.
3.4.6 Menentukan keteraturan jari-jari atom dalam satu golongan dan satu periode.
3.4.7 Menentukan keteraturan afinitas elektron dalam satu golongan dan satu periode
3.4.8 Menentukan keteraturan energi ionisasi dalam satu golongan dan satu periode
3.4.9 Menentukan keteraturan keelektronegatifan suatu unsur dalam satu golongan dan satu periode.
4.4.1 Mengolah materi konfigurasi elektron dan sifat periodik unsur yang telah diberikan agar dapat diterapkan untuk materi selanjutnya.
4.4.2 Menganalisis hubungan konfigurasi elektron dan diagram orbital untuk  menentukan letak unsur dalam tabel periodik.











SKENARIO PEMBELAJARAN

A.      Kegiatan Pendahuluan
Guru memasuki kelas kemudian membuka kegiatan pembelajaran dengan salam
dan mengecek kehadiran siswa.
Guru    : “Assalamualaikum anak-anak”
Siswa   : “Walaikumsalam bu”
Guru    : “Ada yang tahu kita akan mempelajari apa hari ini ?”
Siswa   : (membuka buku pelajaran) “Seperti yang ibu katakan minggu lalu kita akan             mempelajari konfigurasi elektron untuk menentukan letak unsur dan
             mempelajari sifat-sifat periodik unsur.”
Guru    : “Ya, benar sebelum masuk ke materi. Ibu ingin mengulang materi minggu
            kemarin, apakah ada yang masih ingat tentang ke empat bilangan kuantum
            beserta manfaatnya?”
Siswa   : (membuka buku catatan) “Ada empat jenis bilangan kuantum, yaitu bilangan
   kuantum utama(n), bilangan kuantum azimut(l), bilangan kuantum
   magnetik(m) dan bilangan kuantum spin(s).”
Guru    : “Fungsi dari masing-masing bilangan kuantum apa ?”
Siswa   : “Bilangan kuantum utama itu untuk menentukan tingkat energi orbital,
   bilangan kuantum azimut menyatakan subkulit,
bilangan kuantum magnetik
   yang menyatakan arah orientasi orbital dalam ruang. Bilangan kuantum
   magnetik adalah kebolehjadian menemukannya elektron dalam ruang,
   sedangkan bilangan kuantum
spin merupakan bilangan kuantum yang
   mencirikan arah rotasi elektron di sekitar sumbunya dengan nilai +½ atau -½.”
Guru    : “Ya benar, baiklah Ibu akan memberikan satu soal tentang materi minggu lalu,
  siapa yang akan menjawabnya akan mendapatkan nilai (+), apa sudah siap
  semua ?”
Siswa  : “Siap bu” (terlihat bersemangat)
Guru    : “Cobalah berikan nilai-nilai n, l, dan m untuk orbital-orbital pada subkulit 4d?”
Siswa  : (mengangkat tangan) “Saya Bu, seperti yang kita bahas sebelumnya, bilangan
   yang digunakan untuk menandakan subkulit adalah bilangan kuantum utama,
   sehingga dalam situasi ini n bernilai 4 (n = 4). Lalu karena kita berhadapan
   dengan orbital d, maka l bernilai 2 (l = 2). Sedangkan untuk nilai m bernilai -2,
   -1, 0, +1, dan +2, yang berkaitan dengan kelima orbital d”
Guru    : “Jawabanmu benar sekali nak.”

B.       Kegiatan Inti
Guru    : “Selanjutnya keempat bilangan kuantum ini memungkinkan kita untuk
              menandai  elektron dalam orbital atom manapun secara lengkap. Dalam hal ini,
              kita dapat menganggap keempat bilangan kuantum ini sebagai ‘alamat’
              elektron dalam atom, semacam alamat jalan, kota, propinsi, dan kode pos yang
              digunakan untuk mengetahui alamat seseorang. Nah, untuk atom yang
              memiliki elektron lebih banyak, kita perlu mengetahui konfigurasi elektronnya,
              tahukah kalian konfigurasi elektron itu apa?”
Siswa   : (membuka buku) “Konfigurasi elektron yaitu bagaimana elektron tersebar di
               antara berbagai orbital atom, agar kita bisa mengetahui perilaku elektronnya
             Bu”
Guru    : “Ada lagi yang ingin memberikan pendapat lain?”
Siswa   : “Gambaran penyebaran elektron yang paling mungkin ke dalam orbital-orbital
             kulit elektron dinamakan konfigurasi elektron suatu atom”
Guru    : “Benar sekali anak-anak, di dalam penulisan konfigurasi elektron berdasarkan
             teori model atom mekanika kuantum terdapat tiga aturan atau prinsip yang
             harus dipertimbangkan dalam penentuan konfigurasi elektron, coba kalian
             sebutkan apa saja ketiga aturan itu!”
Siswa   : “Prinsip pengisian elektron atau yang sering disebut dengan prinsip Aufbau,
                asas larangan Pauli,
dan aturan Hund”
Guru    : “Ya benar sekali,kita akan mulai mempelajari dari asas Larangan Pauli, apakah
                kalian tahu tentang asas Larangan Pauli ?”
Siswa  : “Jika dua elektron menempati orbital yang sama maka kedua elektron ini harus
   b
erbeda bilangan kuantum spinnya, inilah yang dikenal sebagai Larangan
  
Pauli.”
Guru    : “Yah benar, siapa yang bisa menjawab konfigurasi dari 3Li ?”
Siswa  : “Jadi, untuk  3Li konfigurasinya bukan 1s3 tetapi salah satu elektron menempati
  
orbital yang lebih tinggi yaitu 2s, sehingga konfigurasinya menjadi 1s2 2s1.
   B
agaimana bilangan kuantummya ya bu ?”
Guru    : “Pertanyaan yang bagus, apakah ada yang bisa menjawab ?”
Siswa  : “Saya Bu,” (menuliskannya di papan tulis)
              3Li : 1s2 2s1
              n = 1              l = 0                 m = 0               s = + ½
                   n = 1              l = 0                 m = 0               s = - ½
              n = 2              l = 1                 m = 0               s = + ½

Guru    : “Ya, benar. Jadi apa telah kita dapatkan dari asas larangan Pauli ?
Siswa  : “Kita dapat kita ketahui bahwa tiap orbital elektron hanya bisa diisi maksimal
  
oleh 2 elektron. Dengan adanya pembatasan jumlah elektron dalam satu
  
orbital. Maka jumlah maksimum elektron pada setiap sub tingkat energi sama dengan dua kali jumlah orbitalnya. Jadi untuk subtingkat energi s (m = 0) terdiri dari 1 orbital s maka dapat terisi maksimum 2 elektron.
Siswa  : “Bagaimana dengan sub tingkat energi p (m = -1, 0, 1) bu, berapa orbitalnya dan berapa jumlah maksimum elektronnya?
Guru    : “Siapa yang dapat menjelaskan pertanyaan temannya ?”
Siswa  : “Saya Bu, subtingkat energi p (m = -1, 0, 1) terdiri dari 3 orbital p Bu, berarti   maksimum elektronnya ada 6.
Guru    : “Ya, benar sekali. Untuk selanjutnya untuk sub tingkat energi d yang memiliki 5 orbital maksimum diisi 10 elektron, dan untuk sub tingkat energi f yang memiliki 7 orbital maksimum diisi 14 elektron. Bagaimana untuk menyusun konfigurasi elektron dari unsur yang memiliki nomor atom banyak, misalnya 8O?
Siswa  : (terdiam) “Mungkin dengan aturan Hund, Bu”
Guru    : “Ada pendapat lain ?”
Siswa  : “Mungkin Prinsif Aufbau bu”
Guru    : “ Ya benar, ada yang tau prinsip Aufbau yang akan kita pelajari ?”
Siswa  : “Untuk menyusun konfigurasi atom berelektron banyak, bu”
Guru    : “Kurang tepat, ada yang bisa menambahkan?”
Siswa  : “ Pengisian elektron dalam orbital dimulai dari orbital dengan tingkat energi paling rendah. Setelah penuh, pengisian berlanjut ke orbital yang tingkat energinya satu tingkat lebih tinggi. Demikian seterusnya hingga semua elektron menempati orbital.”
Guru    : “Ya benar nak. Coba kalian perhatikan diagram energi berikut ini, Apa yang kalian amati dari diagram ini?”
           


 






           




Siswa  : “Untuk tingkat energi pertama terdapat satu orbital, bu, yaitu 1s. Begitu pula dengan tingkat energi kedua terdapat dua orbital yaitu 2s dan 2p.”
Guru    : “Ya, benar. Ini adalah diagram urutan tingkat energi orbital dari orbital terendah ke orbital yang tinggi. Dapatkah kalian mengurutkannya? Lihat tanda panahnya.”
Siswa  : “1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d 4p 5s 4d 5p 6s 4f 5d 6p 7s 5f 6d 7p dan seterusnya.”
Guru    : “Benar sekali, jadi bagaimana cara untuk menuliskan konfigurasi elektron atom 8O?”
Siswa  : “8O = 1s2 2s2 2p4 , bu.”
Guru    : “Benar sekali, lalu bagaimana dengan atom 19K dan 26Fe?”
Siswa  : “Saya bisa, bu.” (menuliskannya di papan tulis)
    19K = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1
               34Se = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2  3d10 4p4
Guru    : “Ya, jawaban teman kalian ini benar. Coba kalian perhatikan konfigurasi 34Se. Apakah menurut kalian konfigurasi ini terlalu panjang?”
Siswa  : “Iya, bu. Apakah ada cara untuk menyingkatnya ?”
Guru    : “Ada nak, ada yang tahu caranya ?”
Siswa  : (sibuk membuka buku)
Guru    : “Ayo ada yang bisa menjawab ?”
Siswa  : (hening)
Guru    : “Baiklah , Ibu akan menjelaskan cara menyingkatnya dengan menggunakan konfigurasi elektron dari gas mulia untuk menyingkat konfigurasi elektron yang terlalu panjang atau konfigurasi dari atom-atom yang mempunyai jumlah elektron yang besar.”
Siswa  : “Konfigurasi gas mulia itu apakah sama dengan Aturan Hund bu ?”
Guru    : “Sama nak. Coba sekarang kalian tuliskan konfigurasi elektron untuk gas
mulia.”
Siswa  : 2He = 1s2
            10Ne = 1s2 2s2 2p6
            18Ar = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
            36Kr = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6
            54Xe =  1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6
Guru    : “Ya, benar sekali. Coba perhatikan konfigurasi dari 34Se, coba kalian menyingkat konfigurasinya.”
Siswa  :  34Se = [Ar] 4s2 3d10 4p4
Guru    : “Rupanya kalian sudah paham. Coba kalian tuliskan konfigurasi elektron 17Cl.”
Siswa  : 17Cl = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5 atau dapat ditulis [Ne] 3s2 3p5
Guru    : “Iya Benar. Nah, selain konfigurasi elektron dapat ditulis dengan lambang gas mulia. Apakah ada yang tahu bunyi aturan Hund ?
Siswa  : “Menurut Hund, jika terdapat orbital-orbital dengan energi sama maka elekron akan mengisi orbital sedemikian rupa sehingga masing-masing orbital terisi sebuah elektron dengan spin yang sama ( ½ penuh) sebelum elektron-elektron tersebut berpasangan (penuh)”
Guru    :”Nah untuk memudahkan peletakan elektron dalam orbital, maka dibuatlah suatu diagram elektron dalam orbital. Untuk orbital s terdiri dari 1 kotak, orbital p 3 kotak, orbital d 5 kotak, orbital f 7 kotak. Elektron pertama yang mengisi orbital adalah berspin + ½ dan selanjutnya – ½.”
Siswa  : “Seperti apa bu contohnya ?”
Guru    : “Ayo ada yang bisa memberikan contohnya ?”
Siswa  : “Saya bu” (menulis di papan tulis)
                Contoh:         9F  :    1s2                   2s2                          2p5
           
Guru    :”Ya benar, ada yang ingin ditanyakan lagi nak ?"
Siswa  : “Bagaimana contoh unsur untuk diagram orbital setengah penuh bu ?”
Guru    : “Pertanyaan yang bagus, ada yang bisa memberikan contohnya ?”
Siswa  : (Hening)

Guru    : Baiklah ibu akan menjelaskan, kita bisa ambil contoh unsure Crom, ada yang tahu nomor atomnya ?”
Siswa  : (mengangkat tangan)  “24 Bu”
Guru    : “Nah tadi kan sudah diberi contoh untuk unsur Fluor, ada yang bisa menuliskan diagram orbital untuk Crom ?”
Siswa  : (hening)
Guru    : “Ayo silva maju ke depan” (menunjuk salh satu siswa)
Siswa  : “Kalau salah tidak apa-apa ya bu” (tersenyum)
Guru    : “Iya tidak apa-apa kan masih belajar nak”
Siswa  : (menulis di papan tulis)
            24Cr = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d4 atau [Ar] 4s2 3d4
                                       24Cr =     4s2                        3d4                                                                  
Guru    : “Iya benar. Coba lihat pada orbital 3d4 terdapat satu orbital yang kosong. Dari hasil eksperimen menyatakan bahwa unsur lebih stabil jika orbital dalam satu atom terisi elekron tepat penuh atau setengah penuh, jadi,
24Cr =                          4s1                               3d5                          
                                               
            Inilah yang dinamakan orbital setengah penuh. Sekarang coba tulis konfigurasi elektron 29Cu, dan gambarkan diagram orbitalnya
Siswa  : 29Cu = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d94s2 atau [Ar] 3d94s2
                  29Cu =    4s2                    3d9                         
                                     
Guru    : “Iya benar, tapi  faktanya, atom Cu akan lebih stabil dengan memindahkan 1 elektron 4s ke orbital 3d supaya orbital d menjadi penuh. Maka konfigurasi elektron atom Cu adalah sebagai berikut:
            29Cu = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6  3d104s1 atau [Ar] 3d104s1 
                             4s1                3d10                       
                                      
            Orbital d menjadi penuh.
            Inilah yang menjadi penyimpangan dalam aturan Hund.”
Siswa  : “Jadi, bu. Orbital yang stabil adalah orbital yang memiliki jumlah elektron penuh atau setengah penuh ya, bu.”
Guru    : “Iya nak, benar sekali. Coba kalian lihat tabel periodik dihalaman depan dan tuliskan konfigurasi Golongan IA dan golongan IIA
Siswa  :   Golongan IA                                   Golongan IIA
                3Li = [He] 2s1                                             4Be = [He] 2s2
                    11Na = [Ne] 3s1                                           12Mg = [Ne] 3s2
               19K = [Ar] 4s1                                              20Ca = [Ar] 4s2
               37Rb = [Kr] 5s1                                            38Sr = [Kr] 5s2
Guru      : “Apa yang dapat kalian simpulkan dari golongan IA dan d=golongan II A ?”
Siswa     : “Golongan IA dicirikan dari subkulit terakhirnya yaitu ns1 dan golongan IIA dicirikan  dari subkulit terakhirnya yaitu ns2.”
Guru      : “Apa peranan n ?”
Siswa     : “n adalah nomor periode dalam sistem periodik tempat unsur tersebut berada”
Guru    : “Ya benar, ada yang tahu golongan IA dan IIA termasuk blok apa ?”
Siswa  : “unsur-unsur golongan IA dan IIA mempunyai elektron valensi yang berada pada subkulit s, maka golongan IA dan IIA disebut unsur blok s, bu”
Guru    : “Iya benar, untuk lebih singkatnya dapat dipahami melalui tabel berikutnya, yaitu :
Golongan
Utama
Elektron
Valensi
Golongan
Tambahan
Elektron
Valensi
IA
ns1
IIIB
(n – 1)d1ns2
IIA
ns2
IVB
(n – 1)d2ns2
IIIA
ns2np1
VB
(n – 1)d3ns2
IVA
ns2np2
VIB
(n – 1)d5ns1
VA
ns2np3
VIIB
(n – 1)d5ns2
VIA
ns2np4
VIIIB
(n – 1)d6,7,8ns2
VIIA
ns2np5
IB
(n – 1)d10ns1
VIIIA
ns2np6
IIB
(n – 1)d10ns2
           
            Ada yang dapat menjelaskan tabel yang kalian lihat ?”
Siswa  : “Saya Bu, jadi untuk unsur dari golongan IIIA sampai golongan VIIIA merupakan blok  sp, untuk golongan IIIB sampai dengan IIB berupakan blok d. Sedangkan blok f  untuk golongan apa Bu?”
Guru    : “Blok f  merupakan golongan lantanida dan aktinida. Blok s dan p digolongkan sebagai unsur-unsur golongan utama, blok d sebagai unsur transisi, sedangkan blok f sebagai unsur golongan transisi dalam. Sekarang coba kalian tentukan dimana unsur ini berada 9A dan 17B?”
Siswa  : “ 9A = 1s2 2s2 2p5
            Unsur ini merupakan unsur golongan utama, karena elektron valensinya pada subkulit s dan p. Karena n=2, maka periodenya adalah 2. Dan karena jumlah elektron di subkulit terakhirnya adalah 7 dengan blok s + p, maka golongannya adalah VIIA. Jadi unsur A terletak pada periode kedua, golongan VIIA.”
Guru    : “Siapa yang bisa menjawab soal yang kedua?”
Siswa  : “Saya Bu..
            17B = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5
            Unsur ini merupakan unsur golongan utama, karena elektron valensinya pada subkulit s dan p. Karena n=3, maka periodenya adalah 3. Dan karena jumlah elektron di subkulit terakhirnya adalah 7 dengan blok s + p, maka golongannya adalah VIIA. Jadi unsur B terletak pada periode ketiga, gologan VIIA.”
Siswa  : “Bu, jadi unsur A dan B berada dalam satu golongan ya?”
Guru    : “Iya benar, lalu bagaimana dengan periodenya?”
Siswa  : “Unsur ini mempunyai periode yang berbeda Bu, unsur A berada pada periode kedua, sedangkan unsur B berada pada periode ketiga.”
Guru    : “Benar sekali. Perlu kalian ketahui bahwa semua unsur yang elektron valensinya berakhir di subkulit yang sama mempunyai golongan yang sama juga, hanya periodenya saja yang berbeda. Nah, sekarang coba tentukan letak unsur X dalam sistem periodik dengan elektron valensi 2s2 2p6? Ayo ibu beri nilai + yang lebih cepat menjawab pertanyaan ini.”
Siswa  : “Saya Bu, unsur ini merupakan unsur golongan utama, karena elektron valensinya pada subkulit s dan p. Karena n = 2, maka nomor periodenya adalah 2, karena jumlah elektron di subkulit terakhir adalah 8 dengan blok s + p, maka golongannya adalah VIIIA. Jadi unsur X terletak pada periode kedua, gologan VIIIA.”
Guru    : “Sempurna. Jawabannya tepat sekali. Jika ingin cepat menguasai materi ini, kalian harus sering-sering mengerjakan soal latihannya, supaya otak kalian lincah dalam mengerjakan soal-soalnya. Untuk sementara mengerti tentang pembahasan kita kali ini?”
Siswa  : “Mengerti Bu..”
Guru    : “Sekarang kita akan membahas materi selanjutnya, ada yang tahu ?”
Siswa  : “Sifat Periodik Unsur bu”
Guru    : “Iya benar, sifat keperiodikan unsur yang pertama yaitu jari-jari atom, apa yang kalian ketahui tentang jari-jari  atom? Coba kalian lihat gambar berikut?
https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSH8vErp9Mzfyi03OMwWpQCSDqeEHqChfWJCcwyD7lELT-DDB5P6g

Siswa  : “Jika dilihat dari gambar tersebut jari-jari atom berarti jarak dari inti atom sampai elektron di kulit terluar”
Guru    : “Benar sekali. Coba sekarang perhatikan lagi gambar berikut :
https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQ06DBN6JWXHniaKw-DO_Stqgmwr9LJh6sRXSvuTolONhevW96w

Siswa  : (hening)
Guru    : “Bagaimana kecenderungan jari-jari atom dalam satu periode ?”
Siswa : “Dari gambar tersebut terlihat bahwa pada golongan IA dari Li hingga Cs jari-jari atom semakin besar sedangkan dalam satu perioda misalnya periode 2, dari Na hingga Ar jari-jari atom semakin kecil”
Guru    : “Iya benar sekali, Jadi apa yang dapat kalian simpulkan dari gambar tersebut?”
Siswa  : “Jari-jari atom dalam satu golongan dari atas kebawah semakin besar, sedangkan dalam satu perioda dari kiri kekanan jari-jari atom semakin kecil”
Guru    : “Tepat sekali. Sekarang, apa ada yang bisa menjelaskan mengapa jari-jari atom dalam satu golongan akan semakin besar dari atas ke bawah. Dan dalam satu periode dari kiri ke kanan semakin kecil?”
Siswa               : (Hening)
Guru    : “Coba kalian perhatikan gambar tersebut, dalam satu golongan dari atas ke bawah bagaimana dengan nomor atomnya?”
Siswa : “Dari atas ke bawah dalam satu golongan nomor atomnya semakin besar, bu”
Guru    : “Iya benar, lalu bagaimana dengan jumlah kulit atomnya ? ayo siapa yang bisa jawab?”
Siswa : “Saya bu, dalam satu golongan dari atas kebawah nomor atomnya semakin besar sehingga jumlah kulit  atomnya bertambah maka jarak kulit terluar dengan inti semakin jauh, sehingga jari-jari atomnya semakin besar.
Guru    : “Bagus sekali, lalu bagaimana dengan jari-jari atom dalam satu periode? Bukankan dari kiri kekanan nomor atomnya semakin besar, sama dengan dalam satu golongan dari atas kebawah nomor atomnya juga semakin besar?
Siswa : “Mungkin hal tersebut terjadi karena dalam satu perioda dari kiri kekanan terdiri dari unsur-unsur yang memiliki golongan berbeda-beda, sehingga golongan IA jari-jari atomnya akan lebih besar dari golongan-golongan berikutnya, seperti IIA, IIIA dan seterusnya”
Guru    : “Iya bagus sudah menjadi, namun masih kurang tepat, ada yang mau mencoba menjawab?”
Siswa : “Saya bu, unsur-unsur dalam satu perioda dari kiri-kekanan jari-jari atom cenderung semakin kecil karena unsur-unsur satu perioda (jumlah kulit sama) dari kiri kekanan jumlah protonnya bertambah (muatan inti bertambah), sehingga gaya tarik menarik antara inti atom dengan elektron makin kuat yang membuat jarak inti atom dengan elektron semakin terluar makin dekat.”
Guru    : “Iya tepat sekali. Sekarang ada yang tahu apa sifat keperiodikan unsur yang kedua?”
Siswa : “Energi ionisasi bu”
Guru    : “Iya, sekarang kalian perhatikan lagi ya gambar berikut ini . .
http://www.chem-is-try.org/wp-content/uploads/2011/05/Hubungan-Energi-Ionisasi-dengan-Nomor-Atom.jpg
(semua siswa memperhatikan gambar yang ditampilkan guru)
Guru    :  “Dilihat dari gambar tersebut, bagaimana hubungan energi ionisasi dengan nomor atom ?”
Siswa  : “Dalam satu golongan semakin besar nomor atom maka energi ionisasinya cenderung bertambah.            sedangkan dalam satu perioda dari kiri kekanan nomor atom semakin besar (muatan inti bertambah) maka energi ionisasinya cenderung berkurang”
Guru    : “Iya benar, lalu mengapa energi ionisasi dalam satu golongan semakin kebawah semakin besar sedangkan dalam satu perioda semakin kekanan semakin kecil energi ionisasinya?”
Siswa : “Hal tersebut karena dalam satu golongan semakin kebawah nomor atomnya bertambah (jumlah kulit bertambah), maka jari-jari atomnya juga semakin besar, sehingga gaya tarik inti terhadap elektron terluar semakin lemah yang menyebabkan elektron terluar lebih mudah lepas sehingga energi yang dibutuhkan untuk melepas elektron terluar makin kecil, sehingga energi ionisasinya semakin kecil”
Guru    : “Iya bagus sekali, lalu bagimana dengan kecenderungan energi ionisasi dalam satu perioda?”
Siswa : “Dalam satu perioda (jumlah kulit sama) semakin kekanan jumlah proton bertambah (muatan inti atom bertambah) sehingga gaya tarik inti terhadap elektron terluar makin kuat. Oleh karena itu elektron makin sukar lepas, sehingga energi ionisasinya semakin besar”
Guru    : “Bagus sekali, jadi kesimpulannya apa itu energi ionisasi?”
Siswa : “Energi ionisasi yaitu energi minimum yang dibutuhkan atom untuk melepaskan satu elektron yang terikat paling lemah dari suatu atom netral dalam wujud gas”
Guru    : “Iya bagus sekali. Sekarang kita lanjut ke  sifat keperiodikan unsur yang berikutnya? Apa itu sifat berikutnya?”
Siswa : “Afinitas elektron bu”
Guru    : “Siapa yang tahu apa yang dimaksud afinitas elektron?”
Siswa  : “Afinitas elektron merupakan energi yang dilepaskan atau diserap oleh atom netral dalam bentuk gas apabila terjadi penangkapan satu elektron yang ditempatkan pada kulit terluarnya dan atom menjadi ion negatif”
Guru    : “Iya benar, sehingga jika pada penangkapan 1 elektron itu dilepas energi, maka afinitas elektron bertanda negatif, yang berarti ion negatif yang terbentuk cukup stabil. Lalu bagaimana jika tandanya positif?”
Siswa : “Afinitas elektron bertanda positif jika penangkapan 1 elektron tersebut menyerap energi. Yang berarti ion negatif yang terbentuk tidak stabil.”
Guru    : “Jadi apa kesimpulannya?”
Siswa  : “Semakin negatif harga afinitas elektron, maka semakin mudah bagi atom tersebut untuk menerima elektron dan ion yang terbentuk makin stabil.”
Guru    : “Iya tepat sekali. Sekarang perhatikan gambar berikut :
Afinitas elektron golongan 1, 2, 3, 4, 5, 6 dan 7
Ket. : warna pada batang dalam diagram diatas menunjukan satu golongan
(semua siswa memperhatikan gambar yang ditampilkan oleh guru )
Guru    : “Dari gambar tersebut, golongan mana  yang yang memiliki harga afinitas elektron bernilai positif ?”
Siswa  : “Hanya golongan IIA dan IIIA yang memiliki harga afinitas elektronnya positif, hal ini berarti unsur-unsur golongan tersebut sukar menerima elektron”
Guru    : “Iya benar, lalu golongan mana yang memiliki afinitas elektron paling besar?”
Siswa : “Golongan VIIA bu. Artinya bahwa halogen paling mudah untuk menangkap elektron dan membentuk ion negatif yang paling stabil”
Guru    : “Bagus sekali, sekarang dari gambar tersebut bagaimana kecenderungan afinitas elektron dalam satu golongan?”
Siswa  : “Dalam satu golongan dari atas kebawah afinitas elektron cenderung semakin kecil”
Guru    : “Lalu bagimana kecenderungan afinitas elektron dalam satu perioda?”
Siswa  : “Dalam satu perioda dari kiri ke kanan afinitas elektron cenderung semakin besar”
Guru    : “Jadi apa kesimpulannya?”
Siswa : “Afinitas elektron, dalam satu periode, dari kiri ke kanan semakin kecil, dan dalam satu golongan dari atas ke bawah, semakin besar”
Guru    : “Iya benar. Sekarang kita lanjut pada sifat kepriodikan selanjutnya, apa sifat selanjutnya tersebut?”
Siswa : “Keelektronegatifan, bu”
Guru    : “Siapa yang tahu tentang sifat keelektronegatifan?”
Siswa : “Keelektronegatifan adalah skala yang dapat menjelaskan kecenderungan atom suatu unsur untuk menarik pasangan elektron ikatan menuju kepadanya dalam suatu ikatan”
Guru    : “Ya, benar sekali. Sekarang perhatikan gambar berikut ini :”
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqWUgjhbYcl_xFtwAYr7kA55ENd8vc9MFRTUwZ2ZGCihvngSL6gyxyEuBVsGHbeqgcnCq7X-FsOQBAJr7QB3zwYR-c23yJyq-szsmujQaHsdNlPrWm4LJaON2xISMcT1fWzfkeWMEKIOMO/s1600/Keelektronegatifan+unsur-unsur+menurut+skala+Pauling.png
(semua siswa memperhatikan gambar yang ditampilkan oleh guru)

Guru    :  “Bagaimana kecenderungan keelektronegatifan unsur-unsur dalam satu perioda dan golongan?”
Siswa  : “Dalam satu perioda dari kiri kekanan keelektronegatifan cenderung semakin besar dan dalam satu golongan dari atas kebawah keelektronegatifan semakin kecil”
Guru    : “Iya benar, siapa yang tahu mengapa dalam satu perioda dari kiri kekanan keelektronegatifan cenderung semakin besar dan dalam satu golongan dari atas kebawah keelektronegatifan semakin kecil?”
Siswa : “Saya bu, dari yang telah kita pelajari tentang sifat-sifat sebelumnya , dalam satu periode, dari kiri ke kanan, muatan inti atom semakin bertambah yang mengakibatkan gaya tarik antara inti atom dengan elektron terluar juga semakin bertambah. Hal ini menyebabkan jari-jari atom semakin kecil, energi ionisasi semakin besar, afinitas elektron makin besar dan makin negative yang mengakibatkan kecenderungan untuk menarik elektron semakin besar.”
Guru    : “Iya sangat bagus sekali. Berikut ini gambar tentang sifat-sifat keperiodikan unsur, ayo siapa  yang mau menyimpulkan?”
Sifat periodik unsur

Siswa : “Saya bu. Jadi kesimpulannya yaitu :
1.    Unsur-unsur golongan IA memiliki sifat logam paling kuat dan sifat logam tersebut akan berkurang pada golongan berikutnya, sehingga sifat nonlogam terdapat pada bagian kanan tabel periodik.
2.    Dalam satu golongan dari atas kebawah jari-jari atom semakin besar, dan dalam satu perioda dari kiri kekanan jari-jari atom semakin kecil
3.    Dalam satu golongan dari atas kebawah energi ionisasi, afinitas elektron dan keelektronegatifan semakin kecil. Sedangkan dalam satu perioda dari kiri kekanan energi ionisasi, afinitas elektron dan keelektronegatifan semakin besar.

Guru    : “Iya bagus sekali, jawaban nya tepat”
C.       Kegiatan Penutup

Guru    : “Baiklah anak-anak, apakah sudah mengerti semua tentang materi konfigurasi
            elektron dan sifat periodik unsur
yang kita pelajari hari ini?
Siswa  : “Sudah, bu. Kami sudah paham.”
Guru    : “Baiklah semoga dapat bermanfaat. Jangan lupa mengulang materinya di
             rumah dan mengerjakan latihan. Wassalamualaikum.”
Siswa  : “Waalaikumsalam bu.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar